Half Purple and Blue Butterfly

Kamis, 27 Januari 2011

Kehidupan Kelasku di SMA Tanpa Guru

Oh, begitu terasa kebersamaan antar teman dikelasku ketika guru yang seharusnya mengisi kelas itu tidak hadir. Mengapa tidak? ketika saat jam kosong seperti itu, teman-teman sekelasku asyik mengisi waktu itu dengan berbagai aktivitas yang mereka senangi untuk dilakukan. Beberapa aktivitas yang kulihat dikelas pada saat itu, antara lain; ada sekelompok teman lelakiku yang yang asyik bernyanyi-nyanyi diruang bagian belakang kelas dengan alat-alat musik yang ada (karena hari itu ada pelajaran kesenian), ada yang asyik curhat-curhatan, baca komik, main HP (main games, SMS-an, atau sekedar ngutak-ngatik isi HP), ngelamun, iseng jailin temen, tidur, bahkan ada juga anak teladan yang tetep belajar dengan tugas yang ada walaupun tak ada guru yang mengajar dan dalam keadaan kelas yang tak memungkinkan untuk dapat berkonsentrasi.Dan aku sendiri, malah lebih banyak mengisi waktu tersebut dengan asyik memperhatikan segala macam aktivitas dan gerak-gerik teman-temanku (biasalah, calon ahli psikologi... hehe), juga sekali-kali terdiam memikirkan sesuatu yang terkadang terlintas dalam pikiranku secara tiba-tiba. Aku melakukannya karena kurang kerjaan(hehe), dan saat itu aku sedang malas memikirkan soal pelajaran.


Bagiku, ada banyak hal yang dapat aku dapatkan dari tragedi diatas (hehe, tragedi...), mulai dari hal yang ternilai baik sampai yang kurang baik, bahkan buruk. Salah tiganya adalah aku dapat menikmati kebersamaan yang tercipta pada saat-saat seperti itu, bisa ikut nyanyi-nyanyi (walaupun nyanyinya sekedar dalam hati, karena malu, hehe...), aku juga sempat meminjam komik milik temanku untuk dibaca (hehe, kebawa suasana, jadi ikutan bandel...),dll. Tapi aku pun menyadari, bahwa kegiatan semacam itu seharusnya tidak dilakukan disaat jam pelajaran berlangsung, walaupun tak ada guru yang mengajar, apalagi jika sudah ada tugas yang dititipkan untuk kita. Betapa meruginya kita telah menyia-nyiakan waktu belajar untuk bermain, jika kita dapat menyadari hal itu.


Aku akui bahwa aku pun tak dapat menghindari hal itu, entah kenapa? padahal kebiasaan tersebut tak terlalu sering aku lakukan ketika SMP, bahkan terbilang sangat jarang sekali.


Entahlah, mungkin harus aku pikirkan lagi mengenai hal ini... tak bagus rasanya jika melakukan hal yang sekiranya terbilang kurang baik untuk dilakukan tanpa dipikirkan lebih lanjut lagi akan konsekuensi dan keuntungannya. Harus aku lakukan introspeksi untuk diriku sendiri mengenai hal ini, bertafakur jika perlu...


Ku harapkan selalu ridha-Mu ya Rabb, agar aku tak mudah tersesat dalam menjalani hidup didunia ini yang hanya brsifat sementara dan agar aku dapat terus mempertahankan kekokohan keimananku selamanya, sampai akhir menutup mata. Amiin...

0 komentar:

Posting Komentar