Half Purple and Blue Butterfly

Minggu, 30 Januari 2011

Hari Jum'at Berbahagia di Sekolah

Hhm, bahagianya aku ketika hari jum'at tiba. Hari jum'at mengantarkan aku pada ketenangan jiwa, juga membuat aku merasa nyaman berada disekolah, terasa lebih damai dan menyenangkan.


Hal itu dapat kurasakan karena ketika hari jum'at semua teman-teman akhwatku mengenkan jilbab, sepertinya aku hanya akan merasa pantas menyebut mereka akhwat ketika hari jum'at saja. Dengan seragamnya yang berlengan panjang dan jilbab yang melekat dikepalanya. Cantik...


Tenang banget rasanya kalau melihat orang-orang disekitar itu mengenakan pakaian yang selayaknya dikenakan. Apalagi seragam yang dikenakan hari jum'at itu warnanya putih. Hhm, menambahkan kesan kesucian dihari itu. Indaaah banget...!!!. Tak kalah para ikhwannya, mereka yang biasa mengenakan seragam berlengan pendek, ketika hari jum'at adalah jadwal mereka mengenakan seragam berlengan panjang atau baju koko. Para ikhwan itu akan terlihat lebih kalem dari biasanya ketika mengenakan seragam berlengan panjang. Bahkan siswa yang non-islam pun terkadang menyesuaikan seragam yang mereka kenakan dengan teman-temannya yang lain yang beragama islam, walaupun pastinya siswi non-islam tidak mengenakan jilbab (hehe).


Uufh, seandainya teman-teman wanitaku menyadari... kalau sebenarnya mereka itu akan terlihat lebih cantik ketika mengenakan jilbab. Dan sebenarnya ketika seorang wanita itu menghargai keindahan fisik yang dia miliki karena pemberian dari Allah, seharusnya keindahan itu mereka jaga dan mereka tutupi agar keindahan itu menjadi lebih berarti. Dan biarlah keindahan fisik yang mereka miliki itu dipersembahkan untuk seseorang yang berhak mendapatkannya, terutama untuk suami mereka. Keindahan fisik itu patut disyukuri adanya, dan kita berhak menghargainya dengan harga yang paaaling mahal, tak sembarangan orang dapat menikmatinya.


Hhm, kuharap akan ada hidayah-Nya yang diberikan pada teman-temanku yang shalih dan shalihah. Amiin... Agar kenikmatan yang kurasakan dihari jum'at itu bisa kurasakan setiap hari. Ehm, begitu indah hal tersebut kubayangkan...!!!


Oia, hampir saja aku melupakan sesuatu. Jadi, ketika hari jum'at disekolahku juga ada kegiatan para siswi disekolah untuk mengisi waktu kosong ketika saat shalat jum'at untuk para siswa tiba, nama kegiatannya "Taklim Jum'at". Biasanya acara ini diisi dengan tausiyah, cerita-cerita islami dan kegiatan lain, yang pastinya bermanfaat... pokoknya asyik dech...!!!

Kamis, 27 Januari 2011

Kehidupan Kelasku di SMA Tanpa Guru

Oh, begitu terasa kebersamaan antar teman dikelasku ketika guru yang seharusnya mengisi kelas itu tidak hadir. Mengapa tidak? ketika saat jam kosong seperti itu, teman-teman sekelasku asyik mengisi waktu itu dengan berbagai aktivitas yang mereka senangi untuk dilakukan. Beberapa aktivitas yang kulihat dikelas pada saat itu, antara lain; ada sekelompok teman lelakiku yang yang asyik bernyanyi-nyanyi diruang bagian belakang kelas dengan alat-alat musik yang ada (karena hari itu ada pelajaran kesenian), ada yang asyik curhat-curhatan, baca komik, main HP (main games, SMS-an, atau sekedar ngutak-ngatik isi HP), ngelamun, iseng jailin temen, tidur, bahkan ada juga anak teladan yang tetep belajar dengan tugas yang ada walaupun tak ada guru yang mengajar dan dalam keadaan kelas yang tak memungkinkan untuk dapat berkonsentrasi.Dan aku sendiri, malah lebih banyak mengisi waktu tersebut dengan asyik memperhatikan segala macam aktivitas dan gerak-gerik teman-temanku (biasalah, calon ahli psikologi... hehe), juga sekali-kali terdiam memikirkan sesuatu yang terkadang terlintas dalam pikiranku secara tiba-tiba. Aku melakukannya karena kurang kerjaan(hehe), dan saat itu aku sedang malas memikirkan soal pelajaran.


Bagiku, ada banyak hal yang dapat aku dapatkan dari tragedi diatas (hehe, tragedi...), mulai dari hal yang ternilai baik sampai yang kurang baik, bahkan buruk. Salah tiganya adalah aku dapat menikmati kebersamaan yang tercipta pada saat-saat seperti itu, bisa ikut nyanyi-nyanyi (walaupun nyanyinya sekedar dalam hati, karena malu, hehe...), aku juga sempat meminjam komik milik temanku untuk dibaca (hehe, kebawa suasana, jadi ikutan bandel...),dll. Tapi aku pun menyadari, bahwa kegiatan semacam itu seharusnya tidak dilakukan disaat jam pelajaran berlangsung, walaupun tak ada guru yang mengajar, apalagi jika sudah ada tugas yang dititipkan untuk kita. Betapa meruginya kita telah menyia-nyiakan waktu belajar untuk bermain, jika kita dapat menyadari hal itu.


Aku akui bahwa aku pun tak dapat menghindari hal itu, entah kenapa? padahal kebiasaan tersebut tak terlalu sering aku lakukan ketika SMP, bahkan terbilang sangat jarang sekali.


Entahlah, mungkin harus aku pikirkan lagi mengenai hal ini... tak bagus rasanya jika melakukan hal yang sekiranya terbilang kurang baik untuk dilakukan tanpa dipikirkan lebih lanjut lagi akan konsekuensi dan keuntungannya. Harus aku lakukan introspeksi untuk diriku sendiri mengenai hal ini, bertafakur jika perlu...


Ku harapkan selalu ridha-Mu ya Rabb, agar aku tak mudah tersesat dalam menjalani hidup didunia ini yang hanya brsifat sementara dan agar aku dapat terus mempertahankan kekokohan keimananku selamanya, sampai akhir menutup mata. Amiin...

Puisi untuk SMP Ku Tercinta

"Sekolah yang Aku Banggakan"


Aku yang kini seorang pelajar
Seorang pelajar di SMPIT Nurul Fajar
Sekolah yang sederhana
Tapi sangat layak untuk dibanggakan


Sekolahku tampak miskin dari luar
Tapi sangat kaya akan ilmu di dalamnya
Aku bangga berada di dalamnya
Untuk menuntut ilmu bersama teman-temanku


Suatu kebanggaan untukku menjadi siswa di SMPIT Nurul Fajar
Aku bangga menjadi murid pertama di SMPIT Nurul Fajar
Aku bangga akan menjadi alumni pertama di SMPIT Nurul Fajar


Aku percaya
Percaya akan semua kuasa Allah
Aku yakin
Yakin akan adanya kehendak Allah


Suatu saat nanti
sekolahku akan dikenal banyak orang
Aku percaya itu...
Sekolahku akan dibanggakan banyak orang
Aku yakin itu akan terjadi


Sekolahku layak untuk dibanggakan
Sekolahku layak untuk dicintai
Sekolahku layak untuk dilanjutkan perjuangannya
Hingga tercapainya kejayaan
Yang tak pernah terbersit di pikiran orang-orang di luar sana


Mereka tidak tahu,
Bahwa sekolahku dipenuhi kasih sayang
Kasih sayang para guru yang amat cerdas
Sekolahku dipenuhi rasa haus
Rasa haus para pelajar untuk mendapatkan banyak ilmu


Aku dan 5 teman sekelasku
Dapat bertahan di sekolah ini
Itu karena jasa semua guru di SMPIT Nurul Fajar


Aku senang menuntut ilmu di SMPIT Nurul Fajar
Bersama 1000 cara belajar dan mengajar yang mengasyikkan
Dan dilengkapi dengan canda, tawa dan keseriusan
Para murid untuk menuntut ilmu


Detik demi detik aku lewati sambil bernapas
Hari demi hari aku jalani dengan menuntut ilmu
Tahun demi tahun aku telusuri sambil mengamalkan ilmuku
Dan ternyata...
Aku mendapatkan banyak perubahan positif pada diriku


Aku dan semua Pasukan Bintang SMPIT Nurul Fajar
Merasa bangga dapat berkumpul bersama
Dan menyatu dalam suasana kekeluargaan yang harmonis


Kami bangga pada sekolah kami
Allahu Akbar!!

Senin, 24 Januari 2011

Yang Ku Rasakan...

Aku adalah anak yang selalu ceria
Itulah yang aku katakan
Ketika aku selalu berusaha tertawa
Untuk bersembunyi dari kesedihan


Aku adalah anak yang menyedihkan
Itulah yang aku katakan
Ketika aku menangis
Untuk meratapi derita hidup


Aku adalah anak yang jahat
Itulah yang aku katakan
Ketika akau melihat temanku bersedih
Dibalik kebahagiaanku

Puisi Curhatku

Tolong Aku


Aku ingin cinta
Aku ingin kasih sayang
Aku sangat membutuhkan cinta
Aku sangat membutuhkan kasih sayang


Tolong… bantu aku
Aku sangat membutuhkan cintamu
Tolong sahabat… Tolong aku
Aku ingin kasih sayangmu


Sungguh…
Aku rindu cintamu sahabat
Aku rindi kehangatan kasih sayangmu
Aku rindu canda tawamu


Aku rindu kebersamaan kita
Aku rindu kebersamaan kita


Kita semua… kamu ingatkan???
The KRESMI… jangan lupakan itu… aku mohon…


Tolong aku sahabat…
Tolong aku…
Jangan lupakan kenangan kita…
Aku sangat merindukan kebersamaan kita…

Cerpen Perdanaku

“Inilah Aku Apa Adanya”
Banyak yang bilang, aku itu orang yang aneh. Bahkan tidak jarang orang-orang terdekatku merasa terheran-heran melihat sikapku yang terkadang aneh untuk dilihat dan jarang dilakukan oleh orang-orang pada umumnya. Biasanya, mereka yang melihat ulahku akan mengomentari tentang apa yang aku lakukan itu.


Hal tersebut pernah terjadi ketika aku dan ke tiga temanku sedang dalam perjalanan menuju tempat mentoring. “Suzi, lagi ngapain sich? Ngomong sendiri… udah kayak orang gila aja… eling woi…!!!” katanya. Itulah yang dikatakan temanku Rya ketika dia melihat aku yang sedang berjalan sambil bicara sendiri dan bergaya layaknya seorang motivator yang sedang berbicara dihadapan banyak orang disuatu tempat tertentu. Biasanya, ketika sudah ada seseorang yang berkomentar, maka aku pun akan berhenti bertingkah. Tapi, hal itu tidak berlaku lama. Karena setelah beberapa menit terlewati dan orang yang berkomentar itu sudah terlihat tidak peduli dengan apa yang sudah terjadi sebelumnya, maka aku pun akan mulai bertingkah lagi (aku tuh bandel banget yach…). Dan tak jarang mereka yang melihatku akan berkomentar kembali ketika melihat aksiku selanjutnya.


“Yaaah, mulai deh. Gilanya kumat lagi” kata salah seorang temanku, Elsa.
“Tau nih, kenapa sich lo? Aneh banget…! RSG (Rumah Sakit Gila) dah penuh tau, jangan ditambah-tambahin dech” tambah temanku yang lain, Aisah (lebih akrab dipanggil Isah atau Bela).
“Eit, jangan salah! Ini tuh calon motivator handal tau, jadi harus sering-sering latihan” jawabku sambil menepuk-nepuk dada dengan rasa bangga.
“Hahay, calon motivator? nggak salah tuh? Mana ada motivator tingkahnya kayak gini, kalo calon penghuni RSG sich iya… Hahaha…” Ledek Aisah setelah mendengar jawabanku tadi.
Rya dan Elsa pun menambahkannya dengan tawa yang serentak “Hahaha…”
“Terserahlah…” jawabku pendek dan santai dengan rasa tidak peduli atas ledekannya itu.


Kebiasaan seperti itu tidak jarang aku lakukan. Dan jenisnya pun berbeda-beda (hehe,,, udah kayak buah aja yah… sampe banyak jenisnya gitu), misalnya nyanyi-nyanyi gak jelas, teriak tanpa sebab, ketawa sendiri, ngobrol sama Sizi (teman khayalanku sekaligus sahabat terbaikku), dan masih banyak lagi. Biasanya aku akan melakukan hal-hal aneh tersebut ketika aku sedang tersembunyi dalam kesendirian, ketika aku sedang tenggelam dalam kesedihan atau pada saat-saat tertentu ketika tidak ada kegiatan lain yang tertarik untuk aku lakukan, bahkan aku sering melakukannya secara tidak sengaja, tanpa perencanaan dan spontan (hehe…).


Itulah aku apa adanya, dan aku tidak pernah merasa risih dengan kebiasaanku itu selama hal tersebut tidak jadi masalah untuk diriku sendiri maupun orang-orang disekitarku. Oleh sebab itu, aku tidak memperlihatkan kebiasaanku yang seperti itu kepada semua orang, karena khawatir kalau ada orang menilai buruk jika melihat tingkahku yang terkadang tak umum untuk dilakukan. Tapi, sampai saat ini aku senang karena teman-teman dan juga orang-orang terdekatku yang mengetahui kebiasaanku tidak pernah mempermasalahkannya, walau terkadang mereka terlalu banyak berkomentar. Tapi tidak apa-apa, itu tak jadi masalah bagi diriku.


Satu lagi, pernah ada orang yang mengatakan sesuatu padaku dan perkataannya itu membuat aku jadi bingung sendiri. Jadi, dulu ketika aku masih kelas 3 SMP ada seseorang yang mengatakan seperti ini, “Orang kayak kamu ini jarang ada didunia, Zi”. Nah lho, apa coba yang membuat aku jadi terlihat jarang. Karena setahuku, aku itu sama saja dengan teman-temanku yang lain. Orang tersebut juga mengatakan kalau aku itu orangnya aneh dan unik, apalagi dalam ukuran anak SMP. Karena dia bilang, dulu waktu dia SMP, gak ada orang yang kayak aku ini. Hatiku pun bertanya “Apakah benar seperti itu? memang apa yang membuat aku jadi terlihat berbeda?”. sehingga sampai saat ini, belum ku temukan jawaban yang pasti untuk menjawab pertanyaanku itu. Dan sampai pada akhirnya, sekarang sebelum aku temukan jawaban untuk pertanyaanku itu, aku menemukan lagi seseorang yang mengatakan hal yang sama tentang diriku. Dia adalah teman baruku di SMA. Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada hari Sabtu tanggal 4 September 2010 melalui SMS, dia mengatakan “… abisnya jarang ada cewek kayak kamu …”. Beeuuuh, kembali kubaca isi pesan SMS itu, ternyata benar, apa yang dikatakan oleh temanku itu sama dengan apa yang pernah dikatakan oleh seseorang padaku dulu, ketika aku masih kelas 3 SMP. Kemudian segera kubalas SMS temanku itu,”Emangnya aku kenapa?”. Tapi hingga hari ini, dia belum juga membalas SMS dariku. Entah karena dia kehabisan pulsa, atau dia memang tidak tahu harus menjawab apa karena apa yang dia katakan tentang aku itu didasari oleh suatu alasan yang sulit dijelaskan, sehingga dia juga bingung untuk memberikan alasannya kepadaku, aku bisa memahaminya. Tapi ya sudahlah, itu tidak jadi masalah untukku, karena setiap orang punya penilaian masing-masing dan pandangan yang berbeda-beda. Jadi wajar saja jika ada pendapat orang lain yang aneh tentang diri kita.


Itulah aku apa adanya…


~`~`~ *~`~`~


Aku punya kesenangan lain yang juga sering aku lakukan, dan menurutku kebiasaan yang satu ini adalah kebiasaan yang baik untuk dilakukan, yaitu menulis. Aku sangat senang membuat karya tulis, tapi aku lebih sering mengarang hanya untuk mengisi waktu kosong dan hanya untuk iseng-iseng saja. Sehingga, entah sudah berapa banyak karya tulisku yang hilang entah kemana. Karena biasanya setelah aku menyelesaikan satu karya tulis diatas sebuah kertas, aku akan menyimpan kertas yang berisi karyaku itu dimana saja dan tidak aku simpan rapih. Sampai akhirnya kertas itu pun hilang dan karyaku ikut lenyap bersama kertas itu.


Kebanyakan tulisan yang aku buat itu berbentuk sebuah puisi, dan puisi yang aku karang pasti selalu bertemakan suasana hatiku saat itu juga ketika aku sedang mengarang puisi tersebut. Aku terbiasa menumpahkan isi hatiku kedalam sebuah tulisan yang berbentuk puisi. Dan aku kurang tertarik untuk menuliskannya pada buku diary, makanya buku diary milikku yang berukuran sedang cukup aku gunakan untuk lebih dari 2 tahun, itu dikarenakan sangat jarangnya aku menulis diary. Hal itu disebabkan, karena pernah ada suatu kejadian yang membuat aku jadi tidak terlalu suka untuk curhat pada buku diary, yaitu pada saat ada teman yang sebenarnya sangat aku percayai kesetiaannya, telah tega membaca isi diaryku pada saat aku sedang berada dikamar mandi dan aku meninggalkan diaryku itu didalam tasku. Perbuatannya itu sangat mengecewakan, tapi biarlah, tidak ada bisa aku lakukan, kecuali munculnya rasa marah yang terpendam dalam hatiku.


~`~`~ *~`~`~


Kesenanganku dalam menulis telah mengantarkan aku pada suatu kejadian yang sangat berkesan bagi diriku, yaitu ketika aku sedang menjalani MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik) saat aku baru masuk ke SMA. Jadi, selama 6 hari pertama aku di SMA, aku menjalani MOPD bersama teman-teman satu angkatan disekolahku yang baru itu. Saat-saat MOPD adalah saat-saat yang takkan pernah terlupakan, semua hal yang terjadi pada saat itu telah terekam dengan sangat baik dan jelas dalam ingatanku, apalagi waktu pelaksanaan outbond (Ooh, senangnya… acaranya seru banget…!). Ketika kegiatan MOPD sedang berlangsung aku selalu merasa senang dan terhibur dengan berbagai kejadian lucu yang terjadi pada saat itu, walaupun tak jarang ada kakak kelas yang memberikan hukuman pada teman satu angkatanku yang memang kurang tertib. Tapi, selama MOPD berlangsung aku tidak pernah mendapat hukuman karena aku termasuk anak yang patuh pada aturan yang telah ditetapkan oleh kakak panitia MOPD (chiaaa... anak baik), walaupun aku sedikit marah karena aku paling tidak suka ketika dipaksa oleh kakak panitia MOPD untuk makan jengkol. “Uuch, menyebalkan…!” teriakku dalam hati.


Pada hari ke-6 MOPD dilaksanakan, sekolahku itu mengadakan acara PENSI, acara tersebut diisi oleh beberapa penampilan dari anak-anak SMA itu dengan keahlian mereka masing-masing, mulai dari nyanyi, tari modern, tari tradisional, dan lain sebagainya. Salah satunya adalah penampilan membaca puisi dari beberapa anak SMA disekolah itu.


Hari ke-6 MOPD jatuh pada hari Sabtu, tanggal 17 Juli 2010. Pagi harinya, peserta MOPD ditugasi untuk melakukan operasi semut, yaitu kegiatan memunguti sampah dedaunan yang ada disekitar lapangan sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan olah raga senam bersama-sama. Namun, sebelum kegiatan senam dimulai, kakak PJ (Penanggung Jawab) kelompokku waktu itu, kelompok 5, yaitu Teh Sri dan kang Iqbal (panggilan akang dan teteh kepada kakak panitia MOPD adalah salah satu peraturan yang harus dipatuhi oleh peserta MOPD selama MOPD berlangsung) menawari anak-anak kelompok 5 untuk menampilkan bakat yang dimiliki masing-masing pada acara PENSI. Dan kelompok 5 menampilkan 2 penampilan, penampilan pertama yaitu nyanyi yang dibawakan oleh band dadakan yang terdiri dari Reza dkk dan penampilan kedua yaitu membaca puisi yang dibawakan oleh aku.


Aku terpilih untuk jadi perwakilan dari kelompok 5 yang menampilkan sebuah puisi. Tidak ada persiapan sama sekali dariku sebelumnya, karena tidak ada perencanaan kalau hari itu aku akan menampilkan sebuah puisi. Akhirnya aku ungkapkan keragu-raguanku untuk tampil membacakan sebuah puisi diatas panggung pada Teh Sri, salah satu PJ kelompok 5.


“Teh, Suzi mau nampilin puisi apa? Suzi kan gak bawa puisi” aku bertanya dengan sedikit mengeluh.
“Ehm, ada puisi yang Suzi hapal gak?” jawab Teh Sri dengan balik bertanya.
“Ada sich, Teh. Tapi khawatir ada bagian-bagian yang lupa. Gimana dong…?”
“Kalau Suzi buat puisi sekarang, gimana, bisa gak?” tanyanya padaku
“Bisa sich, tapi sekarang kan mau senam, Teh?” jawabku.
“Ya udah ga pa pa. Suzi buat puisi aja, gak usah ikut senam. Ntar teteh yang minta izin” sarannya.
“Iya dech, tapi Suzi bingung mau buat puisi apa…”
“Apa aja, terserah Suzi…” jawab Teh Sri dengan senyumannya.
“Teteh yang nentuin temanya dech. Ntar Suzi giliran yang buat puisinya…” aku meminta saran.
“Ya udah. Hhm, apa yah… ???“ Teh Sri sedang berpikir sejenak. “Sahabat aja, gimana?” lanjutnya setelah beberapa detik terdiam untuk berpikir mencarikan tema yang akan aku buat puisi.
“Iya dech..!” jawabku sambil mengangguk setuju.


Kemudian aku pun bersiap untuk segera membuat puisi yang akan aku tampilkan hari itu juga. Disaat semua orang asyik mengikuti senam bersama, aku malah menyendiri untuk berkonsentrasi dalam membuat puisi. Aku memilih untuk duduk dibawah pohon besar dipinggir lapangan yang dibawahnya banyak terdapat batu kerikil kecil yang terhampar merata. Aku sandarkan tubuhku di pohon besar itu, sebelum aku memulai menuliskan kata demi kata yang akan kusatukan menjadi sebuah rangkaian kata berbentuk puisi. Dan dihadapanku, kulihat teman-temanku yang sedang asyik mengikuti gerakan senam yang dicontohkan oleh kakak panitia MOPD dibarisan paling depan dilapanagn sekolah.


Ketika aku sedang asyik membuat puisi, Teh Sri menghampiriku dan berkata,
“Suzi, kenapa duduknya dibawah?” Tanya Teh Sri dengan nada sedikit heran karena melihatku duduk santai dibawah pohon sambil membuat puisi.
“Gak pa pa, Teh. Suzi emang pengin dibawah aja…” jawabku sambil tersenyum dengan mengarahkan pandangan padanya.
“Iya, tapi kan sakit kalo duduk disitu mah, banyak batunya… Disini aja…” katanya sambil menyuruhku duduk ditempat duduk dari tembok yang bentuknya memanjang dan terdapat disekeliling lapangan, disetiap celah pohon-pohon besar.
“Gak mau ah, Suzi pengin disini aja…”
“Chiaaa, asik ya cari inspirasi sambil duduk dibawah pohon” kata Teh Sri, “Ya udah dech, terserah suzi” lanjutnya.
Kemudian Teh Sri beranjak meninggalkanku, dan aku kembali melanjutkan pekerjaanku membuat puisi
Selang beberapa menit setelah Teh Sri meninggalkan aku, ada salah satu kakak kelas yang termasuk panitia MOPD yang melewatiku dan akhirnya menghampiriku karena melihatku sedang duduk dibawah pohon dan tidak mengikuti senam. Lalu dia bertanya,
“Ini kamu lagi ngapain?”
“Buat puisi, kak…”
“Buat ditampilin sekarang bukan?”
“Iya, kak”
“Oh…” jawabnya pendek dan mengakhiri perbincangan yang singkat itu.
Aku kembali melanjutkan karangan puisiku yang hamper selesai. Namun, tidak lama kemudian ada kakak kelas yang lain yang melewatiku lagi dan juga menghampiriku, tentunya untuk bertanya hal yang sama seperti kakak yang tadi sudah menghampiriku. Tebakku dalam hati… dan tebakanku ternyata benar.
“Eh, kamu lagi ngapain?” tanyanya.
“Lagi buat puisi,, kak”
“Kamu cuma bisa buatnya doang… apa mau bacain juga?” tanyanya lagi.
“bacain juga, kak”
“Mau ditampilin sekarang…?”
“Iya”
“Ya udah, nanti saya liat yah…”
Kakak yang ini pun pergi setelah selesai bertanya padaku, sama halnya dengan kakak yang pertama tadi menghampiriku.


Puisiku hampir selesai, sampai kutemukan judul yang tepat untuk puisiku itu, yaitu “Sahabat yang Menghilang”. Itulah judul puisi yang aku buat dibawah pohon besar, disamping lapangan, dikeramaian orang-orang yang sedang mengikuti senam bersama, dan seringnya terhenti karena adanya orang yang menghampiri untuk bertanya. Dan setelah kutemukan judul yang tepat untuk puisiku itu, aku tambahkan dua bait lagi dalam puisi itu untuk menyempurnakan puisi yang aku buat. Puisi itu telah menghabiskan dua halaman buku berukuran sedang, terdiri dari 10 bait, dan termasuk dalam kategori puisi bebas. Dan inilah puisi yang dihasilkan olehku untuk dibacakan diacara PENSI…


“Sahabat Yang Menghilang”


Sahabat…
Kau adalah obat disetiap kesakitanku
Kau adalah cahaya disetiap kegelapanku
Kau adalah pelengkap disetiap kesepianku

Sahabat…
Terima kasih atas cinta yang telah kau berikan padaku
Terima kasih atas perhatian yang telah kau berikan kepadaku

Sahabat…
Dimanakah kau saat ini?
Apa alasanmu meninggalkanku?
Kembalilah padaku sahabat

Andai mesin waktu benar-benar ada
Aku ingin sekali menggunakannya
Untuk kembali kemasa lalu
Saat kita bersama dalam menjalani kehidupan

Sahabat, tahukah dirimu?
Aku sangat merindukanmu
Aku rindu senyumanmu
Aku rindu gurauanmu
Aku rindu kebersamaan kita

Sahabat…
Jangan pernah kau lupakan aku
Karena akau akan selalu mengingatmu
Dan namamu telah kuukir dalam hatiku

Sahabat…
Temuilah aku saat kau dalam kesendirian
Peluklah aku saat kau tenggelam dalam kesedihan
Tersenyumlah padaku saat kau merasa bahagia
Jarak bukanlah pemisah untuk persahabatan kita
Perbedaan bukanlah penghalang dalam persahabatan kita

Tapi,
Waktu telah membawa kita pada perubahan
Dan takdir telah menghendaki nasib yang lain

Tapi percayalah…
Allah tidak pernah meninggalkan kita
Nama-Nya senantiasa terukir dalam hati kita
Dan Allah pasti memberikan yang terbaik untuk umat-Nya

Ya Allah…
Terima kasih karena Kau telah menciptakan mahabbah diantara kita
Rasa syukur selalu kutunjukan kepada-Mu
Atas segala nikmat yang Kau berikan kepadaku.


~`~`~ *~`~`~


Itu adalah puisi yang aku hasilkan dalam waktu yang tidak begitu lama.
Setelah aku selesai membuat puisi, aku segera mencari Teh Sri untuk memintanya mengecek puisi karanganku, aku ingin meminta pendapatnya karena aku akan merasa tidak percaya diri untuk membacakannya kalau misalnya puisi yang aku buat itu tidak bagus. Aku mencarinya di ruangan OSIS karena aku tidak melihat dia di lapangan, tapi aku tidak menemukan Teh Sri disana, dan aku menanyakan keberadaannya pada salah seorang temannya yang aku temui disana, namanya Teh Ridha, kalau tidak salah. Teh Ridha mengatakan kalau Teh Sri sedang kurang sehat dan sekarang sedang beristirahat. Kemudian Teh Ridha bertanya,
“Emang mau ngapain, Dek?”
“Suzi mau minta Teh Sri buat ngecek puisi Suzi, Teh…”
“Sini biar Teteh aja yang ngecek dech…!”
Lalu kuberikan puisi itu padanya. Setelah Teh Ridha selesai mengecek puisiku, aku melihat sinar kagum diwajahnya setelah melihat puisiku tadi. Dan dia kembali bertanya,
“Ini siapa yang buat?” tanyanya ingin tahu
“Suzi, Teh…! Gimana?” tanyaku penasaran dengan pendapatnya
“Dek, ini tuh udah bagus banget, tau…!” jawabnya dengan nada seperti orang yang kagum
“Iiih, Teteh.. beneran gak? Jangan cuma muji doang dong , Teh…” jawabku tidak percaya atas pujiannya, karena aku mengira dia hanya pura-pura suka dengan puisiku agar aku mau membacakannya diatas panggung.
“Iya, beneran ini tuh udah bagus banget, pokoknya kamu harus tampilin puisi ini yah!”
“Iiih, Teteh… beneran bagus gak?” tanyaku masih kurang percaya
“Iya beneran, kalo gak percaya nih tanyain dech sama teteh yang ini…” jawab Teh Ridha sambil menyerahkan puisiku pada temannya. Dan ternyata temannya pun mengatakan hal yang sama.
“Iya, ini puisinya bagus…” komentar temannya Teh Ridha.
“tuh kan… Ya udah, kamu teteh daftarin ya, buat jadi peserta yang mau nampilin puisi…” sambung Teh Ridha.
“Iya dech…” jawabku karena sudah mulai percaya


Aku pun sudah terdaftar menjadi salah satu peserta yang akan menampilkan puisi diacara PENSI sekolah. Dan ternyata ketika acara PENSI dimulai, aku adalah peserta dalam penampilan kedua, setelah penampilan pertama dari Nia, teman satu angkatan yang menapilkan keahliannya dalam bermain biola.


Jantungku berdebar tak karuan, dag dig dug… suara jantungku. “ya Allah, gimana nich? gimana kalo puisinya gak bagus? Gimana kalo aku bacainnya juga gak bagus?... Ya Allah, bantulah aku…” kataku dalam hati. Setelah Nia selesai memperlihatkan keahliannya dalam bermain biola, tibalah saatnya aku naik ke atas panggung untuk membacakan puisi yang baru saja selesai aku buat. “Bismillah…” ucapku mengawali aksiku sebelum membacakan puisi. Dan subhanallah, aku terkejut melihat reaksi semua orang yang melihat penampilanku dari bawah panggung. Mereka dengan serentak mengucapkan kata “Oouwh…” secara bersamaan setiap kali aku selesai membacakan satu baris dari setiap bait. Mereka terus melakukan itu sampai akhirnya aku selesai membacakan puisiku, dan mereka mengakhirinya dengan tepuk tangan yang sangat keras dan kompak. Kemudian kuakhiri penampilan pertamaku di sekolah baruku itu dengan senyuman dan mengucapkan salam.


Aku senang karena semua orang yang melihat penampilanku menyukai puisi karyaku. Bahkan ketika aku sedang membaca puisi ada diantara mereka yang menyeletuk seperti ini “Wah, puisinya tembus ke jantung”, ada juga yang mengatakan “Ooh, so sweet…”, dan lain sebagainya. Atau mungkin ada juga yang tidak menyukai puisiku, karena pendapat dan penilaian seseorang terhadap sesuatu itu berbeda-beda..


Itulah aku apa adanya…
Dan aku tidak menyangka, kalau ternyata aku akan jadi terkenal disekolah itu (hehe… jadi malu…) setelah aku menampilkankan sebuah puisi diacara PENSI sekolah. Jadi, ketika acara PENSI diistirahatkan sejenak karena hujan yang tiba-tiba turun tanpa permisi (hihi…), tanpa aku duga, banyak orang yang menyapaku dan ada juga yang menambahkannya dengan pujian. Aku merasa malu bercampur senang. Aku malu karena orang yang menyapaku itu mengetahui namaku, sedangkan aku tidak mengetahui namanya, padahal banyak juga diantara mereka itu adalah salah satu peserta yang menampilkan bakat diacara PENSI tersebut dan seharusnya aku tahu namanya. Dan aku senang karena mereka menyukai penampilanku dan memberikan reaksi yang baik untukku. Alhamdulillah… Ternyata efek yang aku dapat dari sebuah puisi sederhana yang aku buat itu adalah telah menjadikan aku jadi lebih banyak dikenal orang disekolahku sampai saat ini. Senang rasanya…


Sebenarnya, aku yang sekarang dikenal oleh kalian ini adalah buah hasil didikan dari sekolah SMP yang aku cintai, yaitu SMPIT Nurul Fajar. SMP inilah yang menjadi perantara perubahanku sehingga menjadi seperti sekarang ini, melalui guru-guru yang amat luar biasa cerdasnya. Tidak ada kata yang cukup untuk aku ucapkan sebagai ungkapan rasa bangga akan semua keLUAR BIASAan semua guru di SMP ini, tidak ada yang bisa kusesali atas semua yang aku dapatkan disekolah ini, mulai dari ilmu, nasehat, kasih sayang, cinta, persahabatan, persaudaraan, dan hal lainnya yang aku dapatkan disekolah ini. Semuanya terasa indah dalam kenangan. Bahkan, ejekan dan celotehan tidak benar dari orang-orang diluar sana tidak pernah aku hiraukan, karena saking indah dan istimewanya semua hal yang aku dapatkan disekolah ini. Dan aku yakin, penyesalanlah yang akan mereka dapatkan karena telah mengejek sekolahku, setelah suatu saat nanti tibalah saatnya sekolahku tercinta ini akan meraih kesuksesannya. Itu adalah suatu hal yang aku yakini.


~`~`~ *~`~`~


...BERSAMBUNG SELAMANYA...