Half Purple and Blue Butterfly

Kamis, 17 Februari 2011

Bocah dunia...??!

Suatu Senin sore, sekitar 1 bulan yang lalu. Ada kejadian yang sepertinya tak mudah aku lupakan, kejadian yang mampu membuat aku jadi sering mengingat dan memikirkannya. kejadian itu mampu membuat aku jadi kepikiran terus... bahkan sampai sekarang saja, aku masih suka inget akan kejadian itu...


Haha, permulaan yang cukup membuat kalian merasa penasaran ya, sepertinyaa sich...!!! hehe...


Mulai aja dech ya ceritanya...


Hhm, jadi begini...
Ketika itu aku baru saja pulang sekolah, sore itu hujan deras baru saja reda. Seperti biasa, aku pulang ke rumah berjalan kaki. Masih agak gerimis sich, tapi aku tak memakai payung walaupun sebenarnya aku mambawa payung, benda itu ada didalam  tasku. tak ku pakai karena aku malas memeganginya, memegangi payung membuat tanganku pegal. Lagipula aku lebih suka main hujan daripada harus memakai payung, dan gerimis itu takkan membuat sakit seketika, pikirku saat itu.


Singkat cerita, ditengah perjalanan aku bertemu dengan 3 bocah lelaki. Bukan wajah yang asing, karena sering kulihat wajah itu walaupun aku tak tahu siapa nama ketiga bocah itu. Mereka sedang berlari-larian, sepertinya mereka juga baru selesai bermain hujan-hujanan karena tubuh serta pakaian mereka basah menyeluruh.


Sebenernya ketika aku melihat mereka dari jarak yang belum terlalu dekat, aku sudah punya niat untuk menyapa mereka dan berlagak sok kenal. Dan saat itu kalimat sapaan yang terpikirkan adalah seperti ini, "Hey, De... Abis main ujan-ujanan yah. Ikutan dong...!". Sepeti itu, tadinya sich.
Tapi ternyata sesuatu yang telah aku bayangkan sebelumnya itu tidak terjadi dalam kenyataan sebenarnya, dan yang terjadi itu justru hal yang tidak terpikirkan olehku sama sekali.


Jadi, ketika ketiga bocah itu baru saja tiba dihadapanku dan aku baru saja menyapa mereka dengan kata "Hey...", mereka malah menarik-narik rok putihku dengan tangan mereka yang kotor dengan tanah. Serentak aku kaget dan agak kesel, aku pun berbicara dengan nada sedikit berteriak "Heey, jangan dong... tangan kamu kotor, De". Dan yang terjadi selanjutnya malah seperti ini,
"Hahahaha..." tawa mereka dengan wajah kemenangan.
kemudian salah satu dari merea berkata, "Eh, bagi duit dulu dong...!" (sebenernya pake bahasa sunda).
Aku kaget...! dan tiba-tiba aku merasa takut karena saat itu aku malah melihat wajah nakal yang mengerikan dari mereka itu, aku berusaha menghindar dan melepaskan pegangan anak itu. Tapi ketika pegangan itu telah berhasil lepas dan aku mulai berlari, anak itu malah mencoba meludahiku. Tapi tidak kena. Alhamdulillah...!


Setelah itu aku berlari sekenceng-kencengnya, aku takut mereka mengejarku, tapi ternyata tidak.


Begitulah ceritanya... hehehe...


 "Bocah dunia..." kataku dalam hati beberapa kali ketika aku melanjutkan perjalanan pulangku menuju rumah.


Begitulah, sering kuingat kembali kejadian itu. Aku memikirkan banyak hal menyangkut kejadian itu, beberapa diantaranya tak dapat aku ceritakan. Hehe... Karena aku kesulitan untuk mengungkapkannya melalui tulisan.




Hhm... ^_^

Rabu, 02 Februari 2011

Sedikit Curhat about kisahku di SMP

Aku adalah salah seorang alumni pertama SMPIT Nurul Fajar, SMP ku tercinta. Telah begitu banyak suka dan duka yang kulalui disana bersama ke-5 teman sekelasku, ialah Kiki, Rya, Elsa, Mila dan Isah. Juga guru yang amat luuaaarrrr biasa hebatnya...!!!

Salah satu pengalaman yang paling berkesan ketika itu, akan ku ceritakan disini, saat ini, saat kalian membuka blog saya ini... Penasaran kan??? (hehe..., pasti dong...!) Hhm, atau mungkin nggak penasaran??? (Uufh, ga pa pa. Ceritanya seru koQ). Jadi gak akan nyesel kalaupun temen-temen baca cerita ini... Disimak yach...!!!

Ehm, jadi begini... Kepala sekolah SMP ku, yaitu Ibu Lisda, ibu kita tercinta... Beliau mempunyai kegiatan rutin tiap tahun yang biasa dilakukan N' ditugaskan pada anak kelas 1 SMP di Nufa (Nurul Fajar), yaitu setiap kali kelas 7 sedang mempelajari pelajaran bahasa Indonesia tentang Puisi, ibu Lisda selalu membawa kita keluar sekolah SMP untuk bersatu dengan alam dan membuat puisi yang temanya "Keindahan Alam". Tujuan kita adalah "Sadap", suatu tempat tepatnya suatu jalan yang biasa dilalui warga sekitar yang kesan alamiah tempat itu masih sangat melekat terlihat oleh mata kita. Bagaimana tidak, karena tempat itu masih terlihat sejuk oleh rimbunnya pohon bambu disebelah kanan dan kiri jalan itu, ada sungai Cilubang, sawah yang membentang luas, dan berbagai jenis objek lukisan alam lainnya dapat terlihat indah oleh kita.

Beliau selalu mengajak setiap anak kelas 7 yang sedang belajar tentang puisi kesana, tujuannya pastilah untuk membuat puisi sesuai dengan keadaan disekitar tempat tersebut. Sejak angkatan pertama sampai angkatan ketiga, hal tersebut pastilah jadi salah satu kegiatan yang akan dirasakan oleh setiap kelas 7. Dengan tujuan yang sama, yaitu membuat puisi. Tapi amat disayangkan, untuk angkatan keempat saat ini sepertinya tak dapat merasakan hal tersebut, karena saat ini tempat tersebut telah mengalami perubahan setelah adanya perbaikan jalan dan penebangan pohon bambu. Kesan sejuk, indah, dan alamiah yang dulu sempat aku rasakan kini hilang karena perubahan itu. Tapi mungkin, mereka masih bisa merasakan hal tersebut. Dengan kegiatan dan tugas yang sama, walaupun mungkin tempatnya yang berbeda, karena ibu Lisda bisa saja memilih tempat lain yang bisa dikunjungi untuk dijadikan tempat mencari inspirasi membuat puisi. Karena di kampungku, masih banyak terdapat tempat lain yang masih bersifat alamiah...

Hehe, mau sedikit berbagi. Saat itu, aku kelas 7 dan melakukan kegiatan yang aku ceritakan diatas tadi. Aku kesana bersama kelima teman sekelasku dan mulai memperhatikan alam sekitar, kemudian membuat puisi...

Inilah puisi hasil karyaku saat itu...

"Keindahan Alam"

Tiupan angin telah membelai wajahku
Gemuruh air dan cicitan burung 
Telah menyejukan telingaku
Birunya langit telah menyempurnakan keindahan alam

Sekelompok bambu yang berkumpul
Meneduhkan jalanan yang sepi
Matahari yang cerah
Menyinari dunia ini

Namun, 
Sampah-sampah yang berserakan
Telah mengganggu pemandanganku
Karena ulah orang-orang 
Yang tidak mempedulikan indahnya alam

Itu dia puisinya, Puisi pertama ketika aku kelas 1 SMP...
hehe, aku sendiri merasakan adanya kekurangan dari puisiku itu...
Yaa, tapi... itulah karyaku... ketika kelas 1 SMP... hihihi 

Puisi kakakku...

"Relatif"


Tak ada yang seharusnya ada
Mengada-ada yang tak ada
Yang tak ada menjadi nyata


Kenyataan tak berwujud
Wujud  seharusnya ada
Adanya dalam ketiadaan


Seperti gemaku saat berteriak
Teriak dalam kebisingan
Teriaku hilang, gemaku hilang
Bising lenyapkan yang ada
Kenyataan berbalik


Teriakku seharusnya ada
Gemaku semestinya nyata
Bising memutar kenyataan
Atau kenyataan yang memutar kenyataannya


Kenyataan tak benar nyata
Kenyataan dalam kenyataan yang nyatanya tak ada